Konsisten, sebuah kosa kata - yang bagi saya sendiri memiliki value besar dan memerlukan effort dalam pelaksanaannya. Sedang mencoba konsisten untuk mengisi blog ini dengan tulisan ringan namun bermanfaat bagi pembaca. Dan surprisingly, ini merupakan tulisan pertama di Tahun 2021, my bad.
Di awal Agustus 2021, sempat melakukan polling sederhana di Instagram mengenai topik tulisan kali ini, banyak ide menarik tapi saya tergelitik dengan thema “Penerimaan Diri atau Self-Acceptance”.
Pembahasan berikut sebatas pengetahuan dan pengalaman saya sebagai awam tanpa
menggurui atau meloncati pakar-nya.
Setiap manusia, hal yang wajar
mengalami musim kehidupan; baik dan buruk. Ada hal atau kejadian yang tidak
bisa terelakkan dan mempengaruhi kondisi fisik atau psikis. Begitupun kemampuan
setiap pribadi adalah berbeda, ada yang mampu menerima dengan mudah perubahan
fisik atau psikis, sebaliknya- ada yang memerlukan bantuan waktu atau orang
lain untuk bisa keluar dari keterpurukan.
Kekurangan- merupakan kondisi yang kebanyakan tidak disukai. Tidak semua juga hal tentang Kelebihan bisa diterima dengan senang hati. Jadi, diantara kekurangan dan kelebihan itu memiliki point penting agar hidup bisa berjalan-setidaknya-seperti yang kita harapkan. Pun halnya penerimaan diri, bukan mengenai harus menjadi sempurna namun sikap legowo terhadap kekurangan dan mengelolah kelebihan sebaik mungkin tanpa mengikuti embel-embel takabur.
Ada tertulis, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Bagi pengertian saya, statement bijak ini mengajak kita untuk lebih dulu mengetahui cara mengasihi diri sendiri agar mampu mengerti caranya mengasihi orang lain. Disini ditekankan kata mengasihi sangat berbeda dengan mengasihani. Secara gamblang dapat dikatakan; mengasihi diri sendiri adalah fokus pada sebuah tindakan baik, sedangkan mengasihani lebih kepada menikmati kondisi keterpurukan atau kesusahan tanpa mau adanya perubahan yang lebih baik.
Dengan penerimaan diri, banyak
hal yang akan berubah, terlebih sudut pandang akan kehidupan dan sekitarnya.
Penerimaan diri juga dapat diartikan berdamai dengan diri sendiri yang memiliki
kekurangan dan kelebihan sebagai satu paket lengkap. Disamping itu, penerimaan
diri artinya kita menyadari bahwa Sang Pencipta dengan segala hal yang terjadi
memiliki maksud baik, sekalipun dalam kacamata manusia hal yang terjadi itu
seperti mimpi buruk.
Penerimaan diri bukan sesuatu
yang menuntut harus selalu bahagia dalam setiap musim kehidupan. Sebaliknya,
penerimaan diri membuat kita lebih mengerti cara merespon setiap kejadian yang
datang silih berganti. Mengerti batas kesedihan, menikmati setiap moment
bahagia, dan tau bagaimana mengolah emosi.
Dengan demikian, penerimaan diri
itu sendiri hal yang melegakan. Dengan penerimaan diri, seseorang lebih mampu
mencintai diri sendiri dan sebaliknya. Seseorang yang sudah mencintai diri
sendiri dengan takaran yang pas, mampu menarik energi positif yang ada di alam.
Dengan mencintai diri sendiri, menerima diri sendiri, seseorang memiliki lebih
banyak energi positif untuk dibagikan ke mahluk hidup lainnya, tak terkecuali tumbuhan
atau hewan.
Pertanyaannya, jika demikian
baiknya penerimaan diri, mengapa tidak semua orang mampu menerima diri sendiri
? Mengapa ada orang yang menyakiti diri sendiri ?
Karena untuk menerima diri
sendiri itu perlu proses, bukan hal yang mudah namun juga tidak sulit.
Berikut beberapa tips yang sudah
saya lakukan dalam proses penerimaan diri.
·
Berdamai dengan masa lalu
Membuat
kesalahan dimasa lalu terutama yang berbuah penyesalan dapat mempengaruhi tindakan yang kita ambil, apakah mengasihani atau
mengasihi diri sendiri. Fokuslah pada pembelajaran yang telah di dapat setelah
membuat kesalahan tersebut. Hal yang manusiawi jika menyesal dengan keputusan
yang salah/ meleset, ada harga yang harus dibayar, tapi ketika mulai membuka
diri untuk berdamai dengan kesalahan tersebut, kita lebih mampu mengevaluasi
diri agar kesalahan yang sama tidak terulang di waktu mendatang dan pengalaman
tersebut pun bisa dijadikan pembelajaran yang juga dapat dibagikan ke orang
lain di waktu dan cara yang tepat jika diperlukan.
·
Belajar mengenal diri sendiri
Seperti halnya
dalam hubungan asmara, ada proses pengenalan karakter. Hal yang sama juga
berlaku pada proses penerimaan diri. Untuk lebih memudahkan, saya pernah
membuat list :
Like dan
Dislike. Dimana saya tulis dengan gamblang apa saja hal yang saya tidak sukai
dan yang saya sukai. Apa hal yang membuat saya sedih dan sebaliknya. Perlu
waktu berbulan – bulan hingga akhirnya saya mampu menulis dengan details list
tersebut. Berbekal dengan list tersebut, saya pun mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang ada. Setidaknya saya lebih mampu mengelola emosi dan menarik
rem sebelum terjadi benturan emosi yang mungkin dapat merugikan diri sendiri
atau orang lain terutama orang yang saya kasihi. Sejujurnya hal ini sulit dan
saya pun masih proses memperbaharui diri hingga saat ini. Hal serupa saya
lakukan untuk orang lain, seperti ; saya tidak suka jika ada orang yang
berbicara kasar-menjadi tolak ukur saya agar berbicara sesopan mungkin kepada
orang lain.
·
Tidak Sempurna tapi Unik
Banyak yang
terjebak dengan stigma sosial, tanpa sadar mengejar status sempurna di
masyarakat, yang pada akhirnya memaksakan diri untuk tampil dan bersikap
sempurna. Sempurna itu hal yang baik, tapi bukan suatu keharusan dalam setiap
hal. Tidak masalah jika punya kekurangan, tidak masalah jika tidak sempurna.
Jika tidak semua orang mampu menerima kekurangan kita, dan tidak semua mau melihat
kelebihan kita, bukan berarti tidak ada orang yang mampu dan mau. Tetaplah
yakin kalau kamu itu unik, hanya satu di dunia. Itu sebabnya Tuhan menciptakan
sidik jari dan bentuk retina mata setiap orang berbeda. Sekali lagi, kamu itu
unik. Jika kamu merasa belum mampu diterima oleh lingkungan saat ini, coba
evaluasi diri, bisa jadi penyebabnya adalah kamu berada di lingkungan yang
belum tepat.
·
Its Ok not to be Ok
Tidak apa jika
kamu dalam kondisi tidak baik. Menangislah seperlunya, air mata ada bukan untuk
menunjukkan kelemahan seseorang, tapi itu menandakan manusia itu adalah
manusia. Tidak apa kalau di satu titik kamu teriak sekencangnya di tepi laut, atau tidak apa jika kamu mencoret kertas kosong untuk mengeluarkan kekesalan. Tidak apa jika kamu ingin sendiri dalam saat tertentu. Tidak apa jika suatu waktu tidak ada yang mengerti kamu selama kamu mengerti dirimu sendiri. Tertawalah secukupnya, dengan tertawa kita mampu me-release emosi dan
mampu meningkatkan sistem imun yang baik untuk meningkatkan suasana hati, lalu
uniknya, tertawa itu dapat menular. Jadi, sudahkah kamu tertawa hari ini ?
·
Do What you love and love what you do
Passion itu sesuatu
yang mampu membuat seseorang bergairah melakukannya. Whatever you do, do what
you love and love what you do. Kerjakan sesuatu sesuai dengan bidang yang kamu
sukai selagi masih dapat memilih. Dengan menikmati apa yang kamu kerjakan, maka
melangkah di 365 hari dalam setahun akan terasa ringan karena melewatinya
dengan passion. The only way to do a great job is to do what you love. Do your
passion !
Banyak yang
tidak seberuntung itu, mereka yang awalnya terpaksa melakukan suatu
pekerja-hanya karena tuntutan kebutuhan ekonomi pun- diberi pilihan untuk mulai
mencintai pekerjaannya atau out of the box dan memulai passionnya. Semua
pilihan ada di tangan kita. Dengan melakukan suatu pekerjaan dengan maximal
akan memberikan rasa kepuasan diri, setelahnya, jangan lupa berikan reward
untuk diri sendiri ya.
Solo Travelling
Lakukan hal ini minimal satu kali dalam hidup, tidak perlu ke tempat yang jauh. Dengan melakukan solo travelling atau perjalanan seorang diri ke suatu tempat destinasi wisata, kita akan mengandalkan diri sendiri untuk survive dan tiba di tujuan. Dengan begitu, kita mampu mengenal diri sendiri. Saya sudah melakukan hal ini beberapa kali dan paling berkesan adalah saat solo travelling ke negara tetangga, bermodalkan map saya menyusuri jalan yang keliru, naik bus yang salah tujuan yang membawa saya sampai keujung kota negara tersebut, mencoba memilih menu makanan yang asing dan mengakibatkan perut mules, semua pengalaman itu membuat saya menertawakan diri sendiri sekaligus berterimakasih pada diri sendiri yang sudah melewati semuanya dengan baik. Tapi hati-hati ya, sekali kamu mencoba melakukan ini, efek kedepannya kamu akan ketagihan. Karena mengandalkan diri sendiri itu seru ! Dan untuk kamu yang baru akan melakukan solo travelling untuk pertama kali, harus melakukan persiapan yang baik demi keamanan dan kenyamanan selama perjalanan. Next, saya akan kupas thema ini, setuju ?
·
CUKUP
Dengan belajar
mengatakan “cukup” akan memampukan kita untuk bersyukur. Saya pernah punya
kebiasaan menulis apa hal yang membuat saya cukup bahagia di tiap harinya.
Minimal 5 hal dalam sehari. Ada waktu dimana saya bingung untuk menulis apa,
lalu saya memilih menulis : ”saya bangun pagi”, “saya berjalan”, “saya memiliki
keluarga”, “saya dicintai”. Hal ini membuat saya cukup bahagia dan penuh rasa
syukur. Dengan membiasakan melihat hal kecil, kita belajar mencukupkan rasa
bahagia. Terkadang, yang membuat kecewa itu bukan “orang lain” tapi ekspektasi
kita terhadap orang lain yang terlalu tinggi, padahal ada aspek yang tidak kita
ketahui dari diri orang tersebut yang membuatnya tidak mampu memenuhi harapan
kita tersebut. Bukankah setiap kita memiliki porsi pergumulan masing-masing ?
Penerimaan diri
ini juga berguna dalam menjaga hubungan yang ada, apakah dengan pasangan,
keluarga atau teman. Dengan penerimaan diri, artinya kita sudah lebih siap
untuk menerima kekurangan dan kelebihan anggota keluarga, pasangan, ataupun
teman. Dengan penerimaan diri, akan mampu menganulir hal kecil yang mungkin
terjadi dadakan atau tidak diinginkan. Dengan penerimaan diri, mencintai diri,
membuka peluang besar untuk berbagi cinta untuk semua mahluk hidup. Dengan
penerimaan diri, artinya kita sudah membereskan diri dan ini tiket untuk naik
ke level kehidupan lebih tinggi lagi. Kesadaran akan; tidak semua hal atau
kejadian dapat kita kendalikan namun kita tetap memiliki pilihan dalam merespon
hal tersebut-akan membantu kita lebih bijak lagi bertindak, bukan ?