Ketika Dunia Dalam Tagar DiRumahAja

Jalanan bebas dari kendaran bermotor, jumlah penerbangan domestik dan international turun signifikan, kapal di pelabuhan bersandar menurunkan jangkar tanda tak berlayar, gedung perkantoran pun tidak seriuh hari biasa, shopping center sepi seperti tak berpenghuni, semua menjadi pemandangan biasa akhir-akhir ini. Ratusan negara mengalami kondisi yang sama, sebagian besar penduduk Bumi memilih tetap tinggal di rumah semaximal mungkin. Tak pernah terlintas dipikiran saya dan mungkin juga kamu, aktifitas manusia hampir 90 % bisa terhenti terutama di 211 negara yang terjangkit sebuah virus dengan ukuran sangat kecil dan tak terlihat oleh kasat mata. Tak peduli negara maju atau berkembang, bahkan negara adidaya pun tak memiliki golden ticket jaminan kebal terhadap virus yang lagi naik daun sedari akhir tahun 2019 sampai April 2020. Sepertinya Bumi sedang diberikan "cuti" oleh masyarakat dunia. 


Tagar DirumahAja (#DiRumahAja) atau #StayAtHome pun menjadi trending topic di beberapa platform sosial media. Seakan mengalahkan trend lain, virus yang dikenal COVID19 (Coronavirus Disease 2019) mampu menduduki peringkat pertama pemberitaan dunia lebih dari tiga bulan terakhir, namanya pun kerap disebut pada iklan komersial dan iklan layanan masyarakat. Negara yang terinfeksi memilih tindakan untuk memutus rantai penyebaran virus dengan mengurangi frekuensi kontak sesama warga yang disebut social distancing dan bahkan ada negara yang melakukan isolasi diri dengan lockdown atau melegalkan larangan warga untuk masuk dan keluar dari dan ke suatu tempat, atau sederhananya negara tersebut menutup akses perbatasan negaranya dan seluruh warga diwajibkan melakukan aktifitas di dalam rumah.

Indonesia sendiri terdeteksi menjadi negara terinfeksi COVID-19 pada awal Maret 2020 dan sampai tulisan ini diperbaharui pada 07 April 2020 sekitar pukul 14.53 WIB, merujuk data dari covid19.go.id sudah ada 2.491 kasus yang terkonfirmasi  dengan 192 kasus sembuh dan 209 kasus diantaranya meninggal dunia. Sedangkan Data Selebaran dalam skala global sebanyak 211 Negara/ Kawasan dengan kasus terkonfirmasi sebanyak 1.136.851 dan jumlah kematian 62.955 kasus.

Hal diatas menjadi pertimbangan pemerintah mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat agar menjaga jarak fisik atau social distancing dengan memperhatikan jarak minimun satu sampai dua meter, menghindari kerumunan orang, menggunakan masker dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dimulai dari hal kecil yakni rajin cuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga nutrisi makanan juga tetap tenang dan hindari kepanikan namun tingkatkan kewaspadaan terhadap situasi yang saat ini terjadi. 




Sebagai dukungan kepada kebijakan pemerintah, hampir seluruh perusahaan mulai dari skala kecil hingga perusahaan raksasa memutuskan menerapkan sistem bekerja dari rumah atau Work From Home bagi sebagian besar karyawannya. Langkah yang sama pun diambil oleh Dinas Pendidikan untuk Sekolah dan Universitas dengan melakukan Belajar Mandiri dari Rumah yang tentunya memperhatikan aspek keselamatan para Siswa dan Mahasiswa yang notabene-nya merupakan generasi penerus bangsa.

Begitu cepatnya penyebaran pandemic ini menjadi bukti bahwa manusia dari belahan bumi mana pun saling terhubung. Kemajuan teknologi pun bisa membawa perubahan pada mahluk yang ada di dalamnya, baik manusia, hewan atau virus sekalipun berpeluang mengalami evolusi. Dilansir dari Artikel WHO yang menyebutkan Novel Corona Virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan seperti common cold atau pilek dan penyakit serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan SARS. Pada tahun 2002 ada sebanyak 26 negara terjangkit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang menginfeksi sekitar 8000 orang dan menyebabkan sekitar 770 kematian dalam dua tahun. SARS tercatat memiliki tingkat mortalitas sebesar 9,5%. Meskipun mortality rate COVID19 lebih rendah yakni 2%-4% bukan berarti kita bisa memandangnya sebelah mata.




Dengan adanya himbauan #DiRumahAja tentu memberi perubahan pada beberapa lini kehidupan. Tidak semua sektor dapat dilakukan atau di monitor dari jarak jauh terutama pelaku bisnis yang memerlukan kontak langsung dengan pelanggan atau pemakai jasanya. Dalam kondisi ini tentu mempengaruhi perekonomian nasional dan internasional. Arus perdagangan dan perputaran uang di pasar global yang berdampak pada pasar lokal pun tidak sebaik sebelum munculnya pandemic ini. Pelaku usaha dituntut berfikir dan bertindak berlipat kali lebih keras dan cerdas dari sebelumnya karena ada faktor lain yang harus diperhatian ekstra yakni keselamatan dan kesehatan masyarakat luas. 

Para influencer pun diminta membantu pemerintah untuk mensosialisasikan dan mendorong kesadaran dan kesediaan masyarakat untuk memaksimalkan kegiatan bekerja, belajar dan Ibadah #DiRumahAja dan bilapun harus melakukan aktifitas di luar harus mengikuti protokol keselamatan dari WHO yang sudah di himbau oleh pemerintah. 

Adanya tagar DiRumahAja (#DiRumahAja) membuat banyak hal lebih menarik. Laman beberapa platform media sosial dipenuhi dengan ide kreatif yang muncul ditengah masyarakat saat berusaha mengolah rasa bosannya disaat memiliki pilihan terbaik untuk #DiRumahAja. Yang menghibur saya pribadi di tengah pandemic adalah banyak beredar chef dadakan, koki baru bermunculan me-release resep yang super sederhana dengan cita rasa yang patut diperhitungkan. Lalu banyak sekali dancer baru bermunculan pada aplikasi TikTok yang merajai media sosial 2020. Berbagai tingkah lucu nan unik membantu memberi sedikit senyum di wajah yang cukup tegang. Kemudian yang membuat hati terharu ketika mengetahui semakin banyak dermawan baru yang muncul, memberikan yang mereka bisa untuk sesama dengan harapan setidaknya bisa sedikit berbagi dan meringankan beban mereka di tengah badai. 

Semua pihak mulai dari Public Figure, Tentara, Kepolisian dan pelaku usaha, sampai masyarakat biasa pun berlomba melibatkan diri dalam memerangi pandemic, terlihat dari banyaknya dukungan moral dan material berbagai rupa yang diberikan baik kepada tenaga medis, maupun kepada masyarakat lain yang membutuhkan. Dan yang menarik perhatian saya dan mungkin masyarakat lain, dimana beberapa pelaku usaha banting setir agar bisa terus beroperasi dan tetap bisa terlibat dalam usaha misi kemanusiaan. Sebut saja Pabrikan Mobil Sport sekelas Lamborghini, mengumumkan perubahan beberapa departemen dari pabrik produksinya di Sant Agata Bolognese untuk menghasilkan masker bedah dan alat pelindung medis untuk dialokasi ke Rumah Sakit yang terlibat dalam peperangan pandemic COVID19, yakni RS Sant Orsola Malpighi dan berkolaborasi dengan Univeristas Bologna. Langkah besar yang dilakukan Lamborghini tentu tidak terlepas dari keprihatinan terhadap negara asalnya, Italia, yang masuk dalam daftar negara dengan kasus terbanyak. Bicara pengusaha lokal, banyak sekali yang menempuh jalan yang sama dengan perusahaan automotif di atas. Siapa yang tidak kenal dengan brand Batik Keris,  Sritex perusahaan tekstil kebanggaan bangsa pun terpanggil untuk berlomba meluncurkan produk masker yang bisa dicuci dan dipakai berulangkali dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat luas. Berbicara dari segi profit, tentu peralihan ini bukanlah tindakan yang menguntungkan ditengah mulai lesunya perekonomian, namun jauh dari itu para pelaku usaha ini pastilah memiliki hati emas yang didasari rasa kepedulian terhadap kondisi ibu pertiwi dan kecintaan terhadap tanah air. Lalu muncul juga para musisi dengan hasil karya yang mengusung thema Corona Virus seperti Comedic Band ternama Project Pop dengan liriknya yang khas mengeluarkan lagu terbaru berjudul GARA-GARA CORONA kemudian ada juga lagu karya Raja Dangdut H. Rhoma Irama dengan judul VIRUS CORONA dan dalam waktu relatif singkat, karya tersebut mampu menyihir masyarakat dengan capaian puluh ribuan viewersMeme pun banyak bermunculan dengan beragam kejenakaannya yang tidak terlepas dari tahun 2020 dan Corona Virus, lagi - lagi hasil dari semedi #DiRumahAja

Banyak hal positif yang bisa diteropong saat kondisi tidak baik. Dengan tetap berkeyakinan badai segera berlalu maka kita semakin optimis menanti datangnya pelangi. Pembelajaran dari Kisah Eric Yuan, pendiri Aplikasi ZOOM, pengusaha muda asal Tiongkok yang berulang kali menghadapi badai karir dan penolakan atas karyanya disamping keterbatasan kemampuan bahasa Inggris. Eric pernah bekerja di sebuah Start Up yang berlokasi di Silicon Valley, pernah menjabat sebagai Vice President di Cisco Systems dan juga pernah bekerja di Perusahaan  berbasis Video Conference Web Ex. Dan singkatnya beliau memutuskan keluar dari perusahaan ternama untuk kemudian memulai bisnis sendiri yakni aplikasi ZOOM. Siapa sangka, dengan keberanian menghadapi badai penolakan tersebut beliau berhasil membawa ZOOM sebagai aplikasi video conference dengan capaian 40 Juta Users di tahun 2015 dan banyak Giant Company yang menjadi client-nya. Adanya himbauan dan penerapan pembatasan sosial atau social distancing yang masih berlangsung membawa angin segar disertai keuntungan 99 Triliyun Rupiah hanya dalam tiga bulan terakhir. Angka yang fantastik !

Sikap Eric yang berani menghadapi badai pun bisa kita tiru mulai dari hal sederhana walau berada #DiRumahAja


Enam hal positif yang bisa kamu lakukan menghadapi badai kebosanan saat #DiRumahAja yaitu :
1. Menonton Film
Film dengan genre Action, Petualangan, Comedy, Drama, Musical, Fiksi Ilmiah, memiliki manfaat tersendiri, selain menghibur dapat membantu kita mengasah daya analisa dan memacu mengeluarkan hormon endorfin dan saat tertawa membantu tubuh mengurangi hormon cortisol yang menyebabkan stress, depresi atau perasaan lelah.

2. Membaca
Selain media elektronik, paksalah diri kamu untuk membaca buku dengan begitu memberi waktu bagi mata untuk istirahat sejenak dari paparan cahaya monitor. Dimulai dari buku yang ada disekitar rumah; buku lama, majalah atau mungkin buku baru yang dibeli beberapa bulan lalu namun belum sempat di baca. Dengan membaca akan menambah referensi pengetahuan, menambah kemampuan mengingat dan menganalisa, atau kemampuan mendeskripsikan, dan membantu meningkatkan kemampuan berbahasa dan melatih konsentrasi.

3. Menjadi Pendengar Yang Baik
Jika saat #DiRumahAja kamu ditemani oleh orangtua, pasangan, anak atau anggota keluarga lainnya, ajaklah mereka mendiskusikan hal ringan, bisa dari hal yang mereka sukai atau yang mereka ingin lakukan namun belum terealisasi. Cukup menjadi pendengar yang baik akan meninggalkan kesan mendalam bagi mereka. Sesekali responlah dengan sewajarnya yang menunjukkan ketertarikan kamu terhadap hal yang mereka ceritakan. Dengan menjadi pendengar yang baik kamu pun akan mendapatkan sesuatu yang baru dan pastinya kamu sudah meningkatkan kualitas hubungan yang ada.

4. Melakukan Hal Yang Tidak Biasa
Hal yang kamu sukai tentu sering kamu lakukan, lalu kenapa tidak mencoba sebaliknya. Melakukan hal yang tidak biasa atau bahkan yang tidak kamu sukai. Saya jarang memperhatikan tanaman yang ada di halaman rumah orangtua, karena waktu yang saya habiskan disana hanya saat menyapu dedaunan. Selama #DiRumahAja, saya mulai memperhatikan semua tanaman yang ada, sesekali saya membantu orangtua memindahkan beberapa pot bunga untuk ditata ulang. Menyenangkan ! Itu yang saya rasa. Dan menghabiskan waktu dengan orangtua menjadi moment termahal yang diberikan waktu saat #DiRumahAja.

5. Tidur Yang Cukup
Saya yakin dengan banyaknya dateline, pressure, dan berbagai macam kegiatan menyebabkan kebanyakan dari kita mengalami kekurangan jam tidur. Nah inilah saatnya untuk memberi asupan oksigen yang cukup bagi otak sebagai tanda terimakasih kita, dimana selama ini otak memegang peranan besar untuk melahirkan ide yang briliant

6. Makan Hidangan Sehat 
Istilah Clean Eating tidak asing lagi. Kehidupan manusia yang dituntun serba cepat pun berimbas kepada gaya hidup mengkonsumsi makanan siap saji dan menomerduakan kandungan nutrisi, padahal kebiasaan tersebut merupakan bom waktu bagi kesehatan. Mari memperbaiki malnutrisi bagi tubuh kita yang berharga ini. Walaupun kita #DiRumahAja bukan berarti nutrisi yang masuk pun terbatas. Saat ini banyak sekali layanan jual beli sayur mayur, daging, dan makanan sehat lainnya secara online. Bahkan beberapa Groceries Store menawarkan add values untuk kenyamanan dan kemudahan pelanggan membeli kebutuhan sehari-hari. Oia, abang tukang sayur dengan gerobaknya sekarang pun tidak kalah kreatif, dengan mengumpulkan semua uang dan catatan belanjaan dari depan rumah pelanggannya, abang tukang sayur bisa tetap berjualan tanpa melanggar himbauan pemerintah dan menghindari adanya kerumunan orang. 

Nah ternyata banyak hal baik bisa dilakukan saat #DiRumahAja, namun sekali lagi, yang terutama adalah menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan. Pastikan rajin mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir. Kelolah stress dengan baik agar imun tubuh tetap dalam kendisi prima. Sebagai warga negara Indonesia yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, marilah kita juga mendoakan Ibu Pertiwi, pemerintah, pemangku kepentingan dan seluruh saudara kita yang terlibat dalam memerangi pandemic ini agar diberikan kekuatan, kebijaksanaan dan kesehatan, dan semoga kasus meninggal berhenti sampai disini dan kasus yang sembuh bertambah setiap harinya. 

Kita pun akan merindukan saat #DiRumahAja seperti ini ketika badai berlalu dan kembali ke kehidupan normal, untuk itu gunakan waktu sebaik mungkin dengan melakukan hal positif sebanyak mungkin, berikan perhatian, waktu dan cinta kepada keluarga dan orang terkasih sesering mungkin, agar saat semua sudah tidak #DiRumahAja kita pun sudah keluar menjadi pribadi dengan versi terbaik.

Jadi, kamu dan Aku #DiRumahAja ya !





Tidak ada komentar:

Posting Komentar